SERGAI – METROSERGAI.com – Dua dekade lebih sudah usia Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) lahir sebagai daerah otonom.
Di usia yang ke-21 tahun ini, banyak capaian pembangunan yang bisa dibanggakan.
Jalan-jalan protokol diperbaiki, infrastruktur strategis ditingkatkan, dan pelayanan publik terus dibenahi.
Namun di balik geliat pembangunan itu, ada cerita pilu yang belum tersentuh cahaya pembangunan, jalan rusak parah di Desa Mangga Dua dan Desa Sei Rejo, yang hingga kini masih menjadi momok yang sangat mengecewakan.
Di Dusun I, Desa Mangga Dua, Kecamatan Tanjung Beringin, jalan yang menjadi akses utama warga kini lebih mirip kolam ikan ketimbang jalur transportasi.
Lobang-lobang besar yang menganga, dipenuhi air hujan, membuat kendaraan sulit melintas.
Warga yang melintasi harus ekstra hati-hati, terutama saat musim hujan. Risiko kecelakaan pun meningkat drastis.
“Kalau hujan turun, tak bisa lagi dibedakan mana yang jalan, mana yang kubangan.
Lobang-lobangnya tertutup air semua. Kadang kami pakai kayu untuk menandai lobang,” ungkap Arjuna (45), warga setempat, Senin (2/6/2025).
Ia mengenang, kondisi jalan ini sudah rusak sejak lima tahun lalu dan tak kunjung diperbaiki.
Bahkan, warga sempat menanam pohon pisang di tengah jalan sebagai bentuk kekecewaan dan sindiran terhadap pemerintah.
Cerita senada datang dari Ita, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di desa yang sama.
Ia bercerita tentang keresahan para orang tua setiap kali anak-anak mereka pergi ke sekolah.
“Beberapa kali anak-anak jatuh dari sepeda karena menghindari lobang. Kami takut, kapan saja bisa terjadi hal yang lebih buruk,” ujarnya haru.
Tak hanya Mangga Dua, di Desa Sei Rejo, Kecamatan Sei Rampah, keluhan serupa disuarakan oleh warga.
Nek Leginem, seorang warga sepuh yang sudah puluhan tahun tinggal di desa itu, mengaku kecewa karena jalan di desanya seperti tak pernah tersentuh pembangunan.
“Kami ini seperti dianaktirikan, APBD katanya untuk pembangunan, tapi jalan di desa kami dari dulu sampai sekarang tetap begini.