Daerah

Tangis Warga Dusun 9 Desa Firdaus: Delapan Hari Terendam Banjir, Harap Bantuan Sembako dari Pemerintah

×

Tangis Warga Dusun 9 Desa Firdaus: Delapan Hari Terendam Banjir, Harap Bantuan Sembako dari Pemerintah

Sebarkan artikel ini

SERGAI I METROSERGAI.com – Sudah delapan hari lamanya banjir melanda Dusun 9, Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai.

Sekitar 50 rumah warga masih terendam air, menyisakan kesedihan dan keprihatinan mendalam bagi masyarakat setempat.

Meski air mulai surut, namun aktivitas warga belum sepenuhnya pulih.

Kepala Dusun 9, Siti Khodijah, saat ditemui awak media di kediamannya pada Senin (21/10/2025) mengungkapkan bahwa bantuan mulai berdatangan dari berbagai pihak.

“Alhamdulillah banjir sudah mulai surut, dan bantuan dari para pengusaha serta dari pihak Desa Firdaus juga sudah masuk ke warga,” ujar Siti Khodijah.

Ia menjelaskan bahwa pihak desa telah melakukan upaya penanganan, termasuk normalisasi parit menggunakan beko mini untuk mencegah banjir serupa di masa depan.

“Kami juga sudah menyiapkan posko-posko penampungan agar warga yang rumahnya masih terendam bisa beristirahat.

Bagi yang sakit, sudah kami koordinasikan dengan pihak Puskesmas untuk memberikan obat-obatan,” tambahnya.

Meski demikian, Siti Khodijah meminta masyarakat untuk bersabar menunggu tahap kedua penyaluran bantuan.

“Data penerima bantuan sudah kami serahkan ke pemerintah. Kami berharap segera terealisasi agar warga bisa terbantu,” tuturnya penuh harap.

Di tengah genangan air yang belum sepenuhnya surut, suara lirih datang dari warga yang terdampak.

Nurleli Caniago (62), salah seorang warga, mengaku sudah delapan hari hidup dalam rumah yang terendam.

“Sudah delapan hari banjir di rumah saya. Susah sekali mau beraktivitas. Memang ada bantuan dari Kadus, seperti beras 1,5 kg, minyak, dan lainnya, tapi belum cukup.

Kami berharap ada perhatian dari Bapak Bupati Sergai dan Bapak Gubernur Sumatera Utara,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa banyak warga, terutama ibu-ibu, kini kehilangan mata pencaharian karena tak bisa berjualan akibat banjir.

“Kalau tidak ada bantuan sembako, kami berencana akan mendatangi kantor Bupati.

Kami hanya ingin pemerintah memperhatikan nasib kami yang terdampak banjir,” kata Nurleli dengan nada tegas namun lirih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *