METROSERGAI.com – Ada yang aneh tapi nyata setiap kali melihat semangkuk bakso tersaji di depan mata perut langsung meronta minta diisi, meskipun sebelumnya merasa kenyang.
Aroma kuahnya yang gurih, bola-bola daging yang menggoda, mie yang mengendap manja di dasar mangkuk.
Serta kepulan uap panas yang membawa kenangan semuanya menyatu jadi godaan yang sulit ditolak.
Bakso bukan sekadar makanan. Ia adalah simbol kenyamanan, penghilang penat, dan pemersatu selera dari segala usia.
Mulai dari pedagang kaki lima di pinggir jalan, warung kecil di gang sempit, sampai restoran besar di pusat kota bakso selalu punya tempat di hati.
Belum lagi kalau ada tambahan miso, tahu, siomay, atau pangsit goreng yang renyah.
Satu mangkuk jadi medan tempur rasa yang luar biasa.
Ada yang suka versi kuah bening kaldu tulang yang ringan, ada pula yang lebih doyan kuah kental dan pedas menggigit ditambah sambal cabe rawit dan kecap manis secukupnya.
Pilihan toping pun beragam: urat, telur, keju, hingga isi cabai.
Kreativitas bakso sekarang semakin gila-gilaan, tapi tetap saja, esensi hangat dan sedapnya tetap tak berubah.
Menariknya, rasa lapar yang muncul saat melihat bakso tak hanya soal fisik, tapi juga psikologis.
Bakso seringkali dikaitkan dengan kenangan masa kecil, makan bareng teman, atau sekadar pelarian enak di hari yang melelahkan.
Saking populernya, tak jarang orang sengaja cari-cari alasan buat mampir beli semangkuk bakso, meskipun niat awalnya cuma lewat.
Di tengah tren kuliner kekinian yang silih berganti, bakso tetap bertahan sebagai pilihan yang tak pernah salah.
Mau siang, sore, atau malam bakso selalu siap jadi teman setia.
Dan entah kenapa, rasanya selalu pas di waktu kapan pun.
Jadi, lain kali kamu melihat semangkuk bakso dan tiba-tiba merasa lapar, tenang saja.
Kamu tidak sendirian,karena bagi banyak orang, bakso adalah godaan nikmat yang tak butuh alasan.(fb.tbbn)