SERGAI I METROSERGAI.com – Puluhan petani ubi kayu di Dusun IV, Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, menyuarakan keluh kesah mereka kepada pemerintah, Rabu (24/9/2025).
Mereka meminta agar harga ubi kayu segera dinaikkan, karena kondisi saat ini membuat petani kian terjepit.
Menurut para petani, luas lahan ubi kayu di wilayah tersebut mencapai sekitar 500 hektare dengan hasil panen yang melimpah dan berkualitas.
Namun, harga jual yang rendah membuat hasil kerja keras mereka tidak sebanding dengan biaya produksi.
Mulawarman (47), petani yang sudah 15 tahun bergantung pada ubi kayu, mengaku harga jual terus merosot selama setahun terakhir.
Saat ini, harga hanya Rp740 per kilogram. Ia menegaskan, petani hanya bisa bernapas lega jika harga kembali normal minimal Rp1.350 per kilogram.
“Harga ubi anjlok, pupuk mahal, bahan pokok juga melambung. Kami petani benar-benar merasa terjepit. Tolong pemerintah dengarkan suara kami,” ujar Mulawarman.
Keluhan serupa datang dari Lina (63), seorang pengupas ubi. Ia menuturkan, pendapatannya ikut menurun drastis.
“Kalau harga ubi murah, upah kami pun ikut kecil. Kami hanya ingin hidup layak, tidak sengsara seperti sekarang,” ungkapnya.
Dampak anjloknya harga ubi kayu bahkan dirasakan pedagang lain. Surono (46), penjual ikan asal Dusun II, mengeluh omzet dagangannya menurun.
“Masyarakat di sini biasanya beli ikan setengah kilo sampai satu kilo. Sekarang hanya seperempat, bahkan ada yang cuma tiga ekor,” jelas Surono.
Sedikitnya 30 petani di Desa Cempedak Lobang bersatu menyampaikan tuntutan agar pemerintah segera menetapkan harga ubi kayu yang wajar. Mereka berharap jeritan rakyat kecil tidak diabaikan.
Suara petani ini menjadi kritik tajam bagi pemerintah: kesejahteraan rakyat seharusnya tidak hanya slogan, tetapi diwujudkan melalui kebijakan nyata.(edwin)