Kebijakan sepihak dari Trump ini dinilai berpotensi memukul keras ekspor negara-negara ASEAN yang selama ini mengandalkan pasar Amerika sebagai salah satu tujuan utama.
Di sisi lain, momen ini justru bisa menjadi titik balik bagi ASEAN untuk memperkuat pasar internal kawasan dan mempercepat integrasi ekonomi regional.
Langkah Prabowo dalam menginisiasi dialog lintas pemimpin ASEAN menunjukkan visi geopolitik yang matang yakni pentingnya membangun kekuatan kolektif kawasan dalam menghadapi tekanan ekonomi global.
Dengan membangun solidaritas regional, ASEAN memiliki peluang untuk menegosiasikan ulang relasi dagang secara lebih setara.
Bahkan melayangkan gugatan melalui jalur hukum internasional seperti WTO jika diperlukan.
Situasi ini juga menggarisbawahi perlunya negara-negara Asia Tenggara untuk memperkuat ketahanan ekonomi domestik serta memperluas diversifikasi pasar.
Dalam konteks ini, strategi Prabowo yang proaktif dan kolaboratif bisa menjadi model diplomasi ekonomi baru yang lebih berani, cerdas, dan berorientasi pada kepentingan jangka panjang kawasan.
Jika ASEAN mampu mengubah tantangan ini menjadi peluang, maka krisis tarif Trump justru bisa menjadi momentum kebangkitan baru ekonomi Asia Tenggara.(tmp)