DEPOK I METROSERGAI.com – Bertempat di Science Technopark Universitas Indonesia, sebuah diskusi menarik tersaji dalam acara bedah buku “Jalan Keadilan Sumitro Djojohadikusumo”.
Acara ini menghadirkan pemikir politik Fachry Ali, sosiolog dan akademisi Robertus Robet, serta tokoh muda Aryo Djojohadikusumo yang juga cucu dari Sumitro sendiri.
Dalam pemaparannya, Fachry Ali menekankan bahwa buku ini lahir dari kesadaran untuk meluruskan pandangan sempit.
Terhadap sosok Sumitro Djojohadikusumo, yang selama ini hanya dikenal sebagai teknokrat ekonomi.
“Padahal, Sumitro juga berbicara jauh lebih luas tentang ketimpangan politik hingga dimensi etika dalam pembangunan,” ujar Fachry.
Ia menambahkan bahwa negara harus tampil lebih cerdas dari rakyatnya, dan berperan aktif dalam mencerdaskan masyarakat agar tidak mudah terjebak dalam manipulasi politik.
Sementara itu, Robertus Robet menyoroti pesan mendalam yang diangkat buku ini.
Keadilan bukan semata-mata soal pembagian ekonomi, melainkan mencakup relasi antara negara dan warga negara.
“Buku ini menyajikan kritik dan pembacaan ulang terhadap pemikiran Sumitro, dengan pendekatan lintas disiplin.
Bahkan, isu-isu kontemporer seperti keadilan gender dan ekologi turut dikaitkan dengan visi keadilan negara,” ungkap Robet.
Aryo Djojohadikusumo turut memberikan pandangannya sebagai keluarga dan pewaris intelektual Sumitro.
Ia menyatakan bahwa buku ini tidak hanya mengajak pembaca untuk menggali ulang pemikiran sang kakek, tetapi juga menjadi landasan dalam membangun Indonesia yang adil, beretika, dan mencerdaskan.
“Jalan Keadilan Sumitro Djojohadikusumo” hadir sebagai tawaran perspektif baru dalam memaknai pembangunan.
Yang tak hanya bertumpu pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan tanggung jawab negara terhadap rakyatnya.(mk)