“Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa memaafkan bukanlah tanda kelemahan, tetapi justru bukti kekuatan iman dan keluhuran budi.
Dengan memaafkan, kita membebaskan diri dari beban kebencian dan membuka lembaran baru yang lebih damai,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia juga menyoroti kondisi masyarakat modern yang kerap diwarnai konflik sosial dan ketegangan emosional.
Ia mengajak seluruh jamaah untuk mengedepankan sikap optimisme dan menjauhi permusuhan.
“Islam mengajarkan kita untuk selalu berprasangka baik, menjauhi sifat dendam, dan senantiasa mencari jalan damai dalam setiap perbedaan.
Kesabaran dan kelapangan hati adalah jalan terbaik menuju kehidupan yang lebih baik dan penuh keberkahan,” jelasnya.
Momen Kebersamaan yang Hangat dan Bermakna
Usai rangkaian ibadah dan khutbah, suasana penuh kehangatan semakin terasa ketika masyarakat saling bersalaman dan bermaaf-maafan.
Senyum kebahagiaan terpancar dari wajah para jamaah yang hadir, mencerminkan makna sejati dari Idulfitri sebagai hari suci yang mempererat persaudaraan.
Bupati dan Wakil Bupati Sergai tampak membaur dengan masyarakat, menyapa mereka dengan penuh keakraban.
Momen ini menjadi bukti nyata bahwa pemimpin dan rakyat di Kabupaten Sergai memiliki hubungan yang erat, penuh kebersamaan, serta saling mendukung dalam membangun daerah yang lebih maju dan harmonis.
Dengan berakhirnya perayaan Idulfitri yang penuh makna ini, harapan besar pun tercurah agar nilai-nilai kebaikan yang telah ditanamkan selama Ramadan terus berlanjut dalam kehidupan sehari-hari.
Kebersamaan, persatuan, dan semangat gotong royong diharapkan semakin kuat, membawa Kabupaten Serdang Bedagai menuju masa depan yang lebih gemilang.(mcs)
