Di samping itu, sambung Vauzantyo, kepercayaan menjadi tuan rumah olahraga tentu didasari penilaian teknis yang tidak sembarangan. Termasuk teknis tata kelola memaksimalkan venue berstandar internasional yang ada di wilayah dimaksud. “Ini menjadi wajah masa depan olahraga di Sumut,” tukas Vauzantyo.
Terpisah, Sekretaris PELTI Sumut, Hendrico Damar, mendukung penuh langkah Gubsu memajukan olahraga di Sumut.
Namun langkah positif Gubsu ini juga harus mendapat dukungan semua stakeholder, khususnya pihak swasta.
“Kolaborasi lintas sektor, Pemda dan swasta harus terus diperkuat karena olahraga ini tidak bisa dilakukan Gubsu sendiri,” kata Hendrico.
Menurutnya kerjasama dengan swasta perlu lebih digalakkan untuk membantu pengadaan fasilitas yang berstandar internasional.
“Di Sumut ini belum ada lapangan tenis yang berstandar internasional. Perlu dukungan swasta untuk sarana dan prasarana olahraga sehingga tidak terlalu membebani APBD atau APBN,” kata Hendrico.
Sebagaimana diketahui, Sumut sukses menggelar event olahraga internasional seperti F1H2O di Danau Toba, The 17th SEA U18 & U20 Athletics Championships, Indonesia Masters 2025 Super 100, Piala Kemerdekaan 2025 di Stadion Utama Sumut, International Pencak Silat Indonesia Open Championship, hingga lomba Trail of The King di Samosir.
Event olahraga internasional ini juga telah memberikan efek ekonomi yang kuat. Peningkatan hunian hotel, transportasi, UMKM hingga kunjungan wisatawan menjadi bukti bahwa sport tourism di Sumut berkembang signifikan.***












