Daerah

HMI Medan Desak Usut Tuntas Kekerasan Aparat: Mahasiswa Dipukul, Demokrasi Dipermalukan

×

HMI Medan Desak Usut Tuntas Kekerasan Aparat: Mahasiswa Dipukul, Demokrasi Dipermalukan

Sebarkan artikel ini
Ketua Bidang Hukum dan HAM HMI Cabang Medan, M. Nur Rizalman Sitompul. (Ist/Win)

METROSERGAI.COM, Medan— Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Medan mengecam keras tindakan represif yang diduga dilakukan aparat kepolisian terhadap mahasiswa dalam aksi demonstrasi bertajuk Indonesia Cemas, di depan Gedung DPRD Sumatera Utara.

Aksi yang digelar untuk menyuarakan keresahan rakyat terhadap situasi sosial dan politik yang kian memburuk itu justru berakhir ricuh.

Sejumlah mahasiswa dilaporkan mengalami intimidasi hingga pemukulan oleh oknum aparat saat menyampaikan aspirasi mereka di ruang publik yang seharusnya dijamin oleh konstitusi.

Ketua Bidang Hukum dan HAM HMI Cabang Medan, M. Nur Rizalman Sitompul atau yang akrab disapa Tompul, menilai tindakan aparat merupakan bentuk nyata pelanggaran hak asasi manusia sekaligus pengkhianatan terhadap prinsip demokrasi.

“Aparat seharusnya menjadi pelindung rakyat, bukan malah menjadi alat represi terhadap suara-suara kritis. Ini bukan hanya mencederai fisik mahasiswa, tetapi juga merendahkan martabat demokrasi kita,” tegas Rizalman, Selasa (26/8).

HMI Cabang Medan kemudian menyampaikan sikap dan tuntutan resmi:

1. Mengutuk keras tindakan represif yang diduga dilakukan aparat kepolisian terhadap mahasiswa yang melakukan aksi damai.
2. Mendesak Kapolda Sumatera Utara segera mengusut tuntas kasus ini dan memberikan sanksi tegas kepada oknum yang terbukti melakukan kekerasan.
3. Menuntut Polri menjamin dan melindungi kebebasan berekspresi serta hak menyampaikan pendapat sebagaimana diatur dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan.
4. Mendorong seluruh elemen masyarakat sipil, mahasiswa, dan organisasi kepemudaan untuk terus mengawal jalannya demokrasi dan memastikan aparat tidak menyalahgunakan wewenang.

Menurut HMI, kekerasan terhadap mahasiswa adalah “garis merah” yang tidak boleh dianggap sepele. Persoalan ini bukan hanya menyangkut satu-dua korban, tetapi juga mencerminkan kondisi demokrasi yang tengah diuji.

“Kekerasan terhadap mahasiswa tidak boleh menjadi preseden buruk dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Kami akan terus mengawal proses hukum dan memastikan tragedi serupa tidak terulang kembali,” pungkas Rizalman.(Win)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *