“Keberadaan kita harus terasa. Jangan biarkan ruang publik hanya dipenuhi informasi yang merugikan institusi.
Justru kita harus jadi narasumber utama yang dipercaya,” tambahnya.
Tidak hanya kepada para Kapolres, Kapolda juga memberi penekanan khusus kepada Bidang Humas Polda Sumut.
Ia meminta agar seluruh kegiatan selama Operasi Ketupat Toba 2025 terus diekspos secara maksimal di media massa dan platform digital, sebagai bentuk pertanggungjawaban publik.
Menurutnya, keberhasilan operasi ini tidak hanya diukur dari sisi keamanan, tetapi juga dari sejauh mana masyarakat merasa dilibatkan, dipahami, dan dilayani.
Oleh karena itu, komunikasi yang terbuka, cepat, dan humanis menjadi kunci utama.
“Ini bukan sekadar operasi pengamanan.
Ini adalah momentum untuk membangun dan memperkuat kepercayaan masyarakat kepada Polri.
Mari kita tunjukkan komitmen kita melalui tindakan dan komunikasi yang nyata,” pungkas Kapolda.
Langkah Polda Sumut ini menjadi contoh nyata bagaimana institusi negara bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan esensi pelayanan publik.
Dengan sinergi antara kehadiran fisik di lapangan dan komunikasi aktif di dunia digital.
Operasi Ketupat Toba 2025 diharapkan mampu menjadi wajah baru dari Polri yang transparan, responsif, dan semakin dekat dengan rakyat.(mps)