SERGAI – METROSERGAI.co. – Penataan ruang publik seringkali menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah.
Terlebih ketika harus berhadapan langsung dengan aktivitas ekonomi masyarakat.
Namun, kisah yang terjadi di Desa Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), membuktikan bahwa pendekatan yang santun, humanis, dan penuh dialog bisa membawa hasil positif tanpa gesekan berarti.
Selama beberapa waktu terakhir, kawasan Jalan Stasiun, Dusun I, Sei Rampah, menjadi fokus perhatian Pemerintah Kabupaten Sergai.
Keberadaan kios-kios yang berdiri di area yang seharusnya menjadi ruang publik mulai dianggap mengganggu ketertiban dan kenyamanan lingkungan.
Namun alih-alih memilih jalur penertiban secara represif, Pemkab Sergai melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mengambil pendekatan yang berbeda persuasif dan manusiawi.
Pendekatan Persuasif yang Berbuah Kesepahaman
Kepala Satpol PP Sergai, Mhd. Wahyudhi, S.STP, M.Si, mengungkapkan bahwa strategi utama pihaknya adalah membangun komunikasi aktif dengan para pedagang.
Proses tersebut dimulai dengan penyampaian imbauan secara langsung, diikuti surat teguran.
Hingga masuk ke tahap negosiasi yang dilakukan dengan intensitas tinggi namun tetap mengedepankan rasa saling menghargai.
“Ini bukan tentang menggusur, tapi menyampaikan pemahaman bahwa ruang publik harus bisa dinikmati semua lapisan masyarakat secara tertib dan aman,” jelas Wahyudhi.
Ia menambahkan bahwa hingga Selasa, 15 April 2025, sebanyak enam kios telah dibongkar langsung oleh para pemiliknya, tanpa paksaan.
Tindakan sukarela para pedagang tersebut disambut hangat oleh pemerintah daerah.
Menurut Wahyudhi, ini merupakan contoh nyata dari kesadaran kolektif yang tumbuh di tengah masyarakat.
Kesadaran bahwa ketertiban bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi bagian dari kontribusi warga dalam menciptakan lingkungan yang nyaman bagi semua.
Kolaborasi yang Menggerakkan
Keberhasilan ini tak lepas dari kolaborasi yang solid antara Satpol PP, pemerintah desa, dan tentu saja para pedagang.
