Mereka diketahui memakai barcode palsu yang terus diperbarui setiap kali melakukan pengisian BBM.
Tak hanya itu, plat nomor kendaraan pun dipalsukan agar sesuai dengan barcode yang digunakan, sehingga aksi mereka semakin sulit terdeteksi.
Dengan cara ini, mereka mampu mengisi tangki berulang kali di beberapa SPBU dalam sehari tanpa terendus sistem kontrol.
BBM subsidi yang dikumpulkan kemudian dijual kembali ke sejumlah pihak dengan harga jauh lebih tinggi dari harga subsidi pemerintah.
Potensi Jaringan Lebih Besar, Polisi Lakukan Pengembangan
Kasus ini menunjukkan bahwa penyelewengan BBM subsidi masih menjadi masalah serius di Sumatera Utara.
Polda Sumut kini tengah mendalami kemungkinan adanya jaringan yang lebih besar yang beroperasi di balik praktik ini.
Polisi juga menelusuri siapa saja yang berperan sebagai pemasok dan pembeli solar subsidi ilegal tersebut.
Jika terbukti ada sindikat yang mengendalikan operasi ini, maka langkah hukum yang lebih tegas perlu diambil agar kasus serupa tidak terus berulang.
Selain itu, pengawasan terhadap distribusi BBM subsidi juga perlu diperketat agar tidak ada lagi celah yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan ekonomi.
Dengan pengungkapan kasus ini, masyarakat diharapkan semakin waspada terhadap praktik ilegal yang merugikan negara dan masyarakat luas.
Jika menemukan aktivitas mencurigakan terkait penyalahgunaan BBM bersubsidi, warga diminta untuk segera melapor kepada pihak berwajib agar tindakan tegas dapat segera diambil.(Mitra Penmas Sumut)
