“Kami telah melakukan pemeriksaan menyeluruh dan sejauh ini semua bukti mengarah pada kecelakaan tunggal, bukan tindak pidana,” ujar Kombes Pol. Sumaryono.
Senada dengan itu, Kabid Labfor Polda Sumut Kombes Pol. Abdul Karim Tarigan menyampaikan bahwa analisis forensik yang dilakukan terhadap barang bukti dan tempat kejadian juga mengarah pada kesimpulan yang sama.
Meski demikian, kepolisian tetap membuka ruang bagi masyarakat yang memiliki bukti atau petunjuk tambahan yang dapat memperkuat dugaan adanya tindak pidana dalam kasus ini.
Komitmen Transparansi dari Kepolisian
Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman menegaskan bahwa proses penyelidikan dilakukan secara profesional dan transparan.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terbukti kebenarannya.
“Kami mengingatkan agar setiap informasi yang beredar harus dapat dipertanggungjawabkan.
Jika memang ada bukti baru yang bisa mendukung klaim penganiayaan, kami akan menindaklanjuti sesuai prosedur hukum yang berlaku,” tegas AKBP Yogie Hardiman.
Plt. Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol. Yudhi Surya Markus Pinem, S.I.K., M.H., juga memastikan bahwa penyelidikan dilakukan dengan penuh keterbukaan.
“Kami ingin masyarakat mengetahui bahwa setiap kasus yang ditangani kepolisian selalu berlandaskan asas transparansi dan profesionalisme.
Jika ada pihak yang memiliki bukti tambahan, silakan disampaikan kepada penyidik,” jelasnya pada Rabu (12/3/2025).
Masyarakat Diminta Bijak Menyikapi Informasi
Dalam era digital saat ini, informasi dapat dengan cepat menyebar tanpa adanya verifikasi yang jelas.
Oleh karena itu, kepolisian berharap agar masyarakat lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan berita, terutama yang berkaitan dengan kasus hukum.
Kasus EMN menjadi pelajaran penting bahwa setiap laporan harus didukung dengan bukti yang kuat.
Kepolisian, dalam hal ini Polres Samosir dan Polda Sumut, berkomitmen untuk menyelesaikan setiap kasus dengan profesional.
Dan tetap membuka ruang bagi adanya temuan baru yang dapat memperjelas fakta yang sebenarnya terjadi.
