Tetapi juga berdampak negatif terhadap iklim investasi dan pembangunan nasional.
“Praktik premanisme dapat menghambat pertumbuhan ekonomi daerah. Jika pelaku usaha merasa tidak aman, maka kepercayaan terhadap stabilitas keamanan juga menurun.
Ini bisa berdampak panjang pada program pembangunan yang tengah dijalankan oleh pemerintah,” ujar IPTU Manullang.
Ia juga berharap agar kegiatan ini tidak hanya menjadi simbolis semata, melainkan juga mampu meningkatkan kesadaran dan keberanian masyarakat untuk bersama-sama melawan premanisme.
“Kami mengajak masyarakat untuk tidak diam.
Jika melihat atau mengalami tindakan premanisme, laporkan. Polri hadir untuk melindungi,” tegasnya.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari para pedagang dan warga setempat yang merasa dilibatkan dalam menjaga keamanan lingkungan mereka.
Beberapa warga bahkan menyampaikan harapan agar kegiatan semacam ini dilakukan secara rutin sebagai bentuk penguatan hubungan antara Polri dan masyarakat.
Dengan semangat kolaborasi dan keterbukaan informasi, Polres Sergai optimis bahwa ancaman premanisme dapat ditekan dan keamanan masyarakat, khususnya di wilayah pesisir, dapat semakin terjaga.(hps)