Sebelumnya, dalam pernyataan resminya pada Rabu (28/5), Presiden Prabowo telah mengungkapkan bahwa ia secara khusus mengundang Macron untuk melihat langsung sistem pendidikan militer di Indonesia.
“Saya mengundang Presiden Macron besok untuk bersama-sama meninjau pendidikan dan latihan kita di Akademi Militer di Magelang.
Ini bagian dari komitmen kita dalam memperkuat kerja sama pertahanan, termasuk pengembangan sumber daya manusia,” ujar Prabowo.
Langkah ini menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Prancis tidak hanya berfokus pada kerja sama alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Tetapi juga mencakup aspek yang lebih mendasar,pertukaran ilmu, peningkatan kapasitas, dan penguatan institusi pendidikan militer.
Bagi Macron, kunjungan ke Akmil ini merupakan kesempatan memahami lebih dalam cara Indonesia membentuk karakter dan disiplin para calon perwira militernya.
Ia pun tampak terkesan dengan penyambutan dan sistem pelatihan yang ditampilkan di Magelang.
Tak diragukan, momen Prabowo menyupiri Macron dengan Maung akan dikenang sebagai salah satu simbol diplomasi hangat yang jarang terjadi di antara dua pemimpin negara.
Bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan simbolik menuju kerja sama yang lebih erat dan saling menguntungkan.
Dengan latar pegunungan yang sejuk dan atmosfer patriotik yang kental, kunjungan ini meninggalkan kesan kuat.
Indonesia dan Prancis melangkah bersama, menyongsong masa depan yang lebih kokoh di bidang pertahanan dan pendidikan militer.(tmp)
