Selain berbicara mengenai keteladanan Gus Dur, Prabowo juga menekankan pentingnya keberanian seorang pemimpin dalam mengoreksi diri dan membangun pemerintahan yang bersih dari penyelewengan serta korupsi.
Ia menegaskan bahwa prinsip tersebut akan terus menjadi pedoman dalam pemerintahannya ke depan.
“Seorang pemimpin harus berani memberi contoh, meskipun mungkin di awal tidak populer.
Gus Dur sudah membuktikan itu. Sekarang, kita juga harus berani.
Berani mengoreksi diri, berani membangun pemerintahan yang lebih baik, dan yang paling penting, berani menegakkan pemerintahan yang bersih dari korupsi,” tegas Prabowo.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Prabowo ingin menekankan komitmennya dalam menjaga integritas pemerintahan serta menciptakan tata kelola yang lebih transparan dan akuntabel.
Membangun Kedekatan dengan NU dan Islam Moderat
Dari perspektif politik, pernyataan Prabowo dalam acara ini juga bisa dilihat sebagai bagian dari upayanya untuk mempererat hubungan dengan Nahdlatul Ulama dan kelompok Islam moderat.
Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik, terutama dalam hal keberagaman dan kebangsaan.
Dengan menyoroti nilai-nilai kepemimpinan Gus Dur, Prabowo seolah ingin menunjukkan bahwa pemerintahannya akan terus melanjutkan prinsip-prinsip moderasi Islam yang telah diwariskan oleh tokoh-tokoh besar NU.
Ini sekaligus bisa menjadi strategi untuk menggalang dukungan dari kalangan santri, ulama, dan komunitas Muslim yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.
Gus Dur dan Warisan Kepemimpinan bagi Indonesia
Gus Dur dikenal sebagai sosok yang memiliki keberanian luar biasa dalam membela hak-hak kelompok minoritas dan menegakkan keadilan di Indonesia.
Pemikiran dan tindakannya selalu mencerminkan prinsip inklusivitas serta keberpihakan kepada rakyat kecil.
Kini, Prabowo ingin membawa semangat kepemimpinan tersebut ke dalam pemerintahannya dengan tetap mengedepankan nilai-nilai keberanian, keadilan, serta pemerintahan yang bersih.