Polhukam

Respons Bencana Dinilai Lambat, Gubernur LIRA Sumut Desak Kepala BPBD Dicopot

×

Respons Bencana Dinilai Lambat, Gubernur LIRA Sumut Desak Kepala BPBD Dicopot

Sebarkan artikel ini

MEDAN I METROSERGAI.com – Rentetan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara dalam enam hari terakhir terus menyisakan persoalan besar.

Selain merusak permukiman warga dan fasilitas umum, lambatnya penanganan pemerintah turut menjadi sorotan.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun Jumat (28/11/2025), bencana terjadi dipicu tingginya intensitas hujan, jebolnya beberapa tanggul.

Serta dugaan kuat aktivitas perusakan hutan di wilayah Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, hingga Tapanuli Selatan.

Saat ini, banjir telah meluas ke sejumlah daerah, seperti Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan.

Kabupaten Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, hingga Kabupaten Serdang Bedagai.

Namun ironisnya, bantuan terhadap warga terdampak dinilai berjalan lambat.

Sorotan keras datang dari Gubernur LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) Sumatera Utara, Rizaldi Mavi.

Melalui pesan WhatsApp kepada wartawan, ia menegaskan bahwa peringatan potensi bencana sejatinya telah disampaikan jauh hari oleh BMKG.

“Seharusnya BPBD Sumut sudah mengambil langkah antisipatif dan kesiapan sejak awal. BMKG sudah memberi peringatan, tetapi respons BPBD sangat lambat,” ujar Rizaldi.

Rizaldi menilai, pejabat negara seharusnya tidak menunggu bencana terjadi dan korban berjatuhan terlebih dahulu baru beraktivitas.

“Ini cobaan dari Allah SWT, tetapi pejabat jangan bekerja setelah bencana terjadi.

Saat posko baru berdiri, sudah banyak warga kehilangan harta benda bahkan nyawa.”

Ia pun mendesak Gubernur Sumut dan Presiden Prabowo segera melakukan evaluasi besar-besaran.

Jika perlu, menurutnya, Kepala BPBD Sumut harus dicopot dari jabatannya.

Selain itu, Rizaldi juga meminta Kapolri dan Kapolda Sumut turun tangan menghentikan kegiatan penambangan emas, perak.

Hingga penebangan hutan ilegal yang diduga menjadi pemicu banjir dan longsor di Tapanuli.

“Kami menduga kegiatan tambang dan perusakan hutan berjalan bebas tanpa hambatan.

Masyarakat kini menjadi korban. Usut dan tangkap para pelaku perusakan lingkungan itu,” tegasnya.(edwin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *