“Skema ini berhasil kita lakukan di LMD, dan kita ingin terapkan di lokasi lain, karena untuk menyelesaikan masalah lalat buah ini harus dilakukan di satu kawasan dan secara bersama-sama, kalau tidak kita lakukan secara serius, jeruk Karo bisa punah seperti jeruk daerah lainnya,” kata Robertus.
Bupati Karo Antonius Ginting mengatakan, saat ini lahan kebun jeruk yang aktif tinggal 4.841 Ha. Padahal beberapa tahun sebelumnya, perkebunan jeruk di Karo pernah mencapai 20.000 Ha.
“Ini data real perkebunan jeruk yang masih aktif, tetapi kita akan kembali kategorikan mana saja yang perlu kita terapkan metode ini, ada indikator yang perlu dipenuhi tentunya agar penanganan lalat buah bisa diselesaikan,” kata Antonius.
Hadir pada pertemuan ini Bupati Dairi Vickner Sinaga, Wakil Bupati Pakpak Mutsyuhito Solin serta perwakilan daerah lainnya. Hadir juga Kadis Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Rajali, serta OPD terkait lainnya. ***