Menurut Rico Waas, konsep yang baik untuk reduksi banjir akan kita coba. Namun apa yang sudah dikonsep dan direncanakan akan diutamakan, mudah-mudahan bisa berfungsi dengan baik.
“Kita juga sambil mencari cara dan solusi di titik lain yang tidak bisa terserap , seperti daerah yang jauh dari sungai, Drainase yang belum sempurna dan wilayah yang berbentuk kuali. Apa yang kita lakukan sudah melalui kajian yang tepat dan diawasi oleh BWS,” sebut Rico Waas.
Sebelumnya Kasatker BWS, Dony Hermawan mengatakan, proyek Kolam Detensi Selayang akan ada pengerjaan berupa galian sedalam lima meter dan penataan kawasan sekitar kolam. Ada dua item yang dikerjakan yakni landscaping, dan memperbesar kapasitas kolam, jadi lanjutan dari program Pemko Medan.
“Anggaran tambahan senilai Rp15 miliar. Pengerjaan dimulai di bulan Januari, dan terget selesai Desember 2026. Area ini melanjutkan luas tampungan 100.000 lahan. Sudah dipancang tinggal digali untuk recash air tanah, dan cadangan air baku yang dipakai saat kemarau. Kolam Detensi ini dapat menjadi pengendali banjir dengan memotong puncak banjir 10-15 persen,” katanya.
Ditambahkan Dony, karena ini hanya dapat mereduksi banjir sekitar 10- 15 persen maka kalau mau optimal ada program lanjutan. Dimana masih ada permasalahan tanah untuk pelebaran, dan normalisasi Sungai Selayang.
“Setelah kolam Detensi ini akan ada normalisasi sungai Selayang sepanjang 4 Kilometer, normalisasi dengan bawah 6 meter dan atas permukaan sekitar 12 meter,” pungkas Dony.***












