Keistimewaan perayaan Jamu Laut tahun ini juga ditandai oleh kehadiran para tokoh adat dan bangsawan Melayu, termasuk Sultan Serdang ke-IX Tuanku H. Akhmad Tala’a Syariful Alamsyah.
Sultan Deli ke-XIV Mahmud Aria, Sultan Langkat Ariefanda Azis, dan Sultan Asahan ke-XIII Muhammad Iqbal Alvinanda Abdul Jalil Rahmadsyah.
Kehadiran mereka mempertegas pentingnya akar budaya dalam membangun identitas daerah dan nasional.
Sebagai puncak acara, dilakukan penandatanganan prasasti pelestarian tradisi Nusantara Jamu Laut, oleh Menteri Fadli Zon, para sultan, serta tokoh nasional seperti Dr. Dahnil Anzar Simanjuntak dan Dato’ H. M. Sumandi dari PB GAMI Indonesia.
Prasasti ini menjadi simbol komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia.
Tradisi Jamu Laut bukan sekadar ritual, melainkan refleksi hubungan mendalam antara manusia, laut, dan pencipta.
Di tengah tantangan globalisasi dan perubahan iklim, Jamu Laut hadir sebagai pengingat pentingnya menjaga alam melalui lensa budaya.
“Pelestarian budaya bukan hanya menjaga masa lalu, tapi juga membangun masa depan.
Semoga Jamu Laut menjadi warisan tak tergoyahkan dalam sejarah budaya Indonesia,” tutup Menteri Fadli Zon.(mcs)