Harapannya, mereka tidak hanya belajar tetapi juga dapat berkontribusi dengan ide-ide segar demi pengembangan sektor ini di masa depan,” ungkap Jhondri.
Sikap ramah dan terbuka Jhondri juga mendapat pujian dari M. Wilza Adha.
Menurutnya, ada perbedaan signifikan antara kepemimpinan Jhondri dan pimpinan sebelumnya.
Ia melihat bahwa Jhondri tidak hanya menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi, tetapi juga memiliki perhatian besar terhadap detail operasional perusahaan, khususnya dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi pabrik.
“Saat ini, kebutuhan konsumsi gula di Sumatera Utara mencapai 150 ribu hingga 160 ribu ton per tahun, sedangkan produksi lokal baru sekitar 25 ribu hingga 30 ribu ton atau hanya sekitar 20 persen dari kebutuhan.
Namun, dengan kepemimpinan Jhondri yang teliti dan tekun, saya optimis bahwa angka ini bisa meningkat signifikan,” ujar Wilza Adha.
Menjaga Keberlanjutan Lingkungan di Industri Gula
Selain menyoroti kepemimpinan Jhondri, Ketua Bidang Sumber Daya Alam APMPEMUS, Sulaiman Zuhdi Penggabean, juga mengapresiasi tata kelola lingkungan yang diterapkan di PG Kwala Madu.
Ia menilai bahwa keindahan dan kebersihan lingkungan pabrik mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjaga ekosistem dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
“Bisa kita lihat sendiri bagaimana halaman pabrik begitu terawat dan hijau.
Ini menunjukkan bahwa PT Sinergi Gula Nusantara sangat menjaga kelestarian lingkungan, tidak hanya fokus pada produksi tetapi juga aspek keberlanjutannya,” kata Sulaiman.
Menurutnya, keberhasilan sebuah perusahaan tidak hanya diukur dari hasil produksinya, tetapi juga dari bagaimana ia mengelola sumber daya dengan bijak serta menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan.
Harapan untuk Kolaborasi yang Lebih Luas
Menutup kunjungan tersebut, Iqbal menyampaikan harapan agar PT SGN terus memperluas kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat.
Termasuk organisasi kepemudaan dan lembaga pendidikan, guna menciptakan ekosistem industri yang lebih inklusif dan berdaya saing.
