“Pembangunan tanpa data ibarat berlayar tanpa kompas. Arahnya tidak jelas, biayanya bisa membengkak, dan hasilnya tidak optimal. Karena itu, data berkualitas menjadi pondasi agar setiap rupiah yang dibelanjakan negara memberikan manfaat bagi masyarakat,” katanya.
Sonny juga memaparkan bahwa kinerja ekonomi Pulau Sumatera menunjukkan tren positif. Pada triwulan II Tahun 2025, ekonomi Sumatera tumbuh 4,96%, meningkat dibanding tahun 2024 yang sebesar 4,48%. Pulau Sumatera berkontribusi 22% terhadap PDRB nasional, dengan Sumatera Utara menjadi motor utama penggerak ekonomi dengan kontribusi 23,5% terhadap total PDRB Sumatera.
Secara year-on-year, Kepulauan Riau tercatat memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera, yakni 7,14%. Sektor pertanian dan industri pengolahan masih menjadi tulang punggung ekonomi utama, sementara Sumatera juga menjadi sentra produksi kelapa sawit nasional.
Selain itu, Sumatera juga mencatat geliat sektor pariwisata yang signifikan, dengan 148 juta wisatawan nusantara berkunjung ke Sumatera pada tahun 2024, termasuk ke Sumatera Utara.
Dalam kegiatan tersebut, turut dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang penyediaan, pemanfaatan, dan pengembangan data serta informasi statistik untuk mendukung pembangunan daerah di Provinsi Sumatera Utara.
Acara ini juga dihadiri para gubernur se-Sumatera, kepala daerah se-Sumut, pimpinan BPS se-Sumatera, Bappelitbang, Dinas Kominfo, dan OPD baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.***