Di Sumatera Utara terdapat 1.003 unit rumah bantuan yang akan dibangun bagi korban banjir dan longsor. Penetapan penerima bantuan dilakukan berdasarkan usulan kepala daerah setempat.
“Bupati yang mengusulkan dan menetapkan penerima bantuan. Semoga musibah ini menjadi pembelajaran bagi kita semua agar bencana serupa tidak terulang kembali,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga menyampaikan apresiasi kepada TNI, Polri, serta pemerintah kabupaten/kota atas sinergi dan kerja sama dalam penanganan serta pemulihan pascabencana, sehingga kondisi wilayah terdampak berangsur membaik.
Sementara itu, Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, menyampaikan bahwa hingga saat ini telah dibangun 118 unit rumah bantuan bagi korban banjir di Kecamatan Pinangsori. Proses pemulihan terus berjalan dan kondisi daerah terdampak mulai menunjukkan perbaikan.
Pendeta GPDI, Irwanneir Muda Ritonga, menyampaikan bahwa lokasi pengungsian di Kelurahan Tukka dipilih sebagai tempat pelaksanaan Natal Oikumene karena dinilai aman dari ancaman banjir dan longsor. Selain itu, sejumlah gereja di wilayah tersebut mengalami kerusakan parah akibat bencana.
“Di Kecamatan Tukka terdapat lima gereja yang tidak dapat digunakan lagi karena tertimbun longsor. Bahkan ada gereja yang tertimbun lumpur hingga dua meter, sehingga tidak memungkinkan untuk beribadah. Oleh karena itu, kegiatan Natal dilaksanakan di lokasi ini agar lebih aman,” ujarnya.
Selain menghadiri Natal Oikumene, Gubernur Sumatera Utara juga meninjau sejumlah rumah ibadah, baik masjid maupun gereja, di Kelurahan Hutanabolon, Kecamatan Tukka, serta meninjau aliran sungai dan berdialog langsung dengan masyarakat setempat.***












