Harga turun di semua level secara bersamaan, menandakan pasar yang lebih terkendali dan pasokan yang stabil.
Selain beras, sejumlah komoditas lain seperti bawang merah, cabai rawit, dan tomat juga berkontribusi menekan inflasi.
Namun, kontribusi beras tetap yang paling besar karena bobotnya dalam pengeluaran rumah tangga jauh lebih tinggi.
Amran Sulaiman: Tujuan Kita Satu, Masyarakat Bahagia
Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Andi Amran Sulaiman, menyebut capaian ini hasil kerja keras lintas sektor.
“Tujuan kita menurunkan harga supaya masyarakat bahagia, dan itu sudah tercapai,” ujarnya.
Amran menjelaskan, pihaknya membentuk Tim Pengawal Harga yang melibatkan Kementan, Bapanas, Bulog, serta aparat penegak hukum.
Tim ini bertugas menjaga stabilitas harga hingga ke tingkat kabupaten melalui operasi pasar dan distribusi beras SPHP ke wilayah pegunungan yang bukan sentra produksi.
Ia menilai penurunan harga beras kali ini menunjukkan perubahan struktural yang nyata: pasar lebih terkendali, pasokan lebih stabil, dan kebijakan intervensi pemerintah lebih cepat berdampak.
“Ini kerja kolektif seluruh elemen bangsa dari Presiden, petani, hingga media yang terus mengawal dinamika pangan nasional,” tutup Amran.
Stabilitas Pangan Kian Kuat
Dengan harga beras yang turun serentak di semua segmen dan deflasi yang berlanjut dua bulan berturut-turut, Indonesia menutup Oktober 2025 dengan catatan positif.
Kondisi ini menjadi sinyal kuat bahwa stabilitas pangan nasional kian membaik dan daya beli masyarakat tetap terjaga.(forwapi)
