MEDAN – METROSERGAI.com – Dalam rangka mendukung program prioritas Presiden untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Kapolda Sumut), Irjen Pol. Whisnu Hermawan Februanto, S.I.K., M.H., melakukan kunjungan ke lokasi ketahanan pangan di Mako Brimob Polda Sumut pada Senin, 10 Februari 2025.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen Polri dalam berperan aktif untuk mendukung kemandirian pangan sekaligus kesejahteraan masyarakat.
Kunjungan Kapolda Sumut dimanfaatkan untuk meninjau berbagai inovasi yang telah diterapkan oleh Satbrimob Polda Sumut dalam pengelolaan ketahanan pangan.
Satbrimob Polda Sumut telah memanfaatkan lahan yang tersedia untuk menanam berbagai komoditas pertanian dan mengembangkan usaha peternakan dan perikanan.
Salah satu area yang menjadi sorotan adalah lahan seluas 150 m² di Mako Brimob yang ditanami tanaman pangan seperti jagung, ubi kayu, sawi, kangkung, pisang, dan terong.
Menurut informasi yang disampaikan oleh Kapolda, tanaman-tanaman tersebut sebagian besar sudah memasuki masa panen, seperti ubi kayu dan jagung yang diperkirakan akan dipanen pada bulan Maret 2025.
Selain itu, untuk mendukung ketahanan pangan berbasis perikanan, Satbrimob Polda Sumut juga mengelola kolam bioflok yang berisi ribuan ikan lele dan nila, yang diperkirakan siap panen pada bulan Mei 2025.
Tak hanya di Mako Brimob, program ketahanan pangan ini juga meluas ke daerah-daerah lain di Sumatera Utara, seperti Binjai, Langkat, dan Tebing Tinggi.
Salah satu lokasi yang menonjol adalah Kelurahan Tunggurono di Binjai Timur, yang memiliki lahan seluas 33.000 m² untuk budidaya tanaman pangan.
Di lokasi ini, tanaman ubi kayu dan jagung diperkirakan akan menghasilkan panen yang melimpah, dengan 8-9 ton ubi kayu yang diperkirakan siap panen pada April 2025 dan 15 ton jagung pada Maret 2025.
Kapolda Sumut memberikan apresiasi tinggi kepada jajaran Satbrimob Polda Sumut yang telah bekerja keras untuk merealisasikan program ketahanan pangan ini.
Menurutnya, meskipun ada tantangan seperti curah hujan tinggi, keterbatasan pupuk, dan serangan hama, ketahanan pangan yang dikembangkan di area ini sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan.