Diluncurkan secara serentak di 190 titik pada 6 Januari 2025, program ini mencakup 26 provinsi di seluruh Indonesia.
Pada tahap awal, pemerintah menargetkan sebanyak tiga juta penerima manfaat hingga Maret 2025, meliputi berbagai kelompok seperti balita, ibu hamil dan menyusui, siswa PAUD hingga SMA, serta santri.
Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menanggulangi kelaparan dan malnutrisi, khususnya di kalangan masyarakat kurang mampu.
Menteri terkait menyatakan bahwa target penerima akan terus meningkat hingga mencapai 15 juta orang pada akhir tahun 2025.
Refleksi dari Kisah Sederhana
Kisah anak SD Gorontalo ini menjadi lebih dari sekadar cerita viral. Ia membuka mata masyarakat bahwa kelaparan dan kekurangan pangan masih menjadi realitas pahit bagi sebagian keluarga di Indonesia.
Meski pemerintah telah menggulirkan berbagai program bantuan, kisah ini mengingatkan perlunya pendataan yang lebih akurat dan distribusi bantuan yang tepat sasaran.
Lebih dari itu, kisah ini juga menyampaikan pesan mendalam tentang rasa cinta dan pengorbanan.
Dalam kondisi serba kekurangan, seorang anak kecil tetap memprioritaskan kebutuhan ibunya di atas dirinya sendiri.
Sikapnya menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk lebih peduli terhadap keluarga dan lingkungan sekitar.
Kisah ini memotivasi banyak pihak untuk terus mendukung program-program sosial seperti MBG.
Dengan keterlibatan pemerintah, masyarakat, dan organisasi non-profit, diharapkan tidak ada lagi anak-anak yang harus menahan lapar atau khawatir tentang keberadaan makanan di rumah mereka.
Pada akhirnya, kisah siswa Gorontalo ini bukan hanya cerita tentang kesulitan, tetapi juga pengingat akan kekuatan cinta dan harapan di tengah keterbatasan.
Semoga program-program serupa terus hadir untuk memberikan dampak nyata bagi mereka yang membutuhkan.( Di kutip dari tim media prabowo.(***)