METROSERGAI.com – Menteri Agama, Nasaruddin Umar, baru-baru ini menegaskan pentingnya kerukunan umat beragama.
Kemenag bahkan akan menggelar Natal Bersama dan meluncurkan Kurikulum Cinta (KC) dengan lima pilar cinta terhadap Tuhan, manusia, alam, makhluk hidup, dan bangsa. Sekilas terasa positif.
Namun di balik kampanye toleransi ini terdapat agenda yang perlu diwaspadai, yakni penguatan paham pluralisme dan sinkretisme agama.
Pluralisme agama adalah paham yang menganggap semua agama sama dan sama-sama benar, sehingga tidak boleh ada klaim kebenaran agama tertentu.
Sinkretisme adalah pencampuran ajaran agama, seperti Natal Bersama, doa lintas agama, atau ritual agama lain di tempat ibadah. Kedua paham ini jelas bertentangan dengan akidah Islam.
Islam mengakui adanya berbagai agama, sebagaimana firman Allah SWT:
“Untuk kalian agama kalian, dan untukku agamaku.” (QS al-Kafirun: 6)
Namun Islam menolak anggapan bahwa semua agama benar dan merupakan jalan keselamatan. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya agama yang diridhai Allah hanyalah Islam.” (QS Ali Imran: 19).
Dan “Barang siapa mencari agama selain Islam, tidak akan diterima darinya.” (QS Ali Imran: 85)
Rasulullah ﷺ juga menegaskan bahwa siapa pun yang mendengar risalah Islam lalu tidak beriman, termasuk penghuni neraka (HR Muslim dan Ahmad).
Bahkan Rasulullah ﷺ pernah menegur Umar bin Khaththab ra. karena membaca Taurat dan menegaskan bahwa risalah Islam sudah sempurna.
Kesimpulannya, pluralisme dan sinkretisme agama bertentangan dengan akidah Islam dan harus ditolak.(edwin)












