MEDAN – METROSERGAI.com – Operasi Ketupat Toba 2025 yang digelar oleh Polda Sumatera Utara sejak 26 Maret hingga 6 April 2025 membawa angin segar bagi masyarakat Sumut.
Tidak hanya berhasil menjaga kelancaran arus lalu lintas selama masa mudik dan arus balik Lebaran.
Operasi ini juga mencatat prestasi besar dengan penurunan angka kecelakaan yang signifikan.
Dirlantas Polda Sumut, Kombes Pol Firman Darmansyah, S.I.K., menyampaikan bahwa selama hampir dua pekan pelaksanaan operasi.
Terjadi penurunan kecelakaan lalu lintas hingga 63 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Angka ini menjadi bukti nyata bahwa strategi pengamanan dan rekayasa lalu lintas yang diterapkan berhasil menciptakan situasi yang jauh lebih aman bagi pengguna jalan.
“Ini adalah hasil dari kerja keras semua pihak, mulai dari kepolisian, TNI, pemerintah daerah, hingga para relawan yang turut membantu kelancaran mudik tahun ini.
Tidak kalah penting adalah peran masyarakat yang semakin sadar dan tertib dalam berkendara,” ujar Kombes Firman dalam keterangan persnya, Senin (7/4/2025).
Tak hanya soal keselamatan, kondisi arus lalu lintas pun menjadi sorotan positif dalam Operasi Ketupat Toba 2025.
Berdasarkan laporan Ditlantas Polda Sumut pada Senin (7/4) pukul 12.00 WIB, sejumlah titik rawan macet dan kawasan wisata di Sumatera Utara terpantau dalam keadaan lancar.
Parapat dan Penyeberangan Ajibata yang biasanya menjadi titik rawan kepadatan selama musim liburan, kali ini justru menunjukkan arus kendaraan yang stabil.
Begitu pula dengan kawasan Sembahe Pancur Batu, serta beberapa ruas jalan di Siantar dan Tapanuli Selatan.
Hanya dua lokasi yang dilaporkan mengalami antrean kendaraan, yakni di Berastagi dengan panjang antrean sekitar 485 meter.
Serta Menara Pandang Tele di Samosir yang mencatat antrean hingga 500 meter.
Meskipun demikian, situasi masih dalam kategori terkendali.
Menanggapi kondisi tersebut, Kombes Firman tak lupa mengingatkan masyarakat agar tidak lengah.
Ia menekankan pentingnya kedisiplinan dalam berlalu lintas, terlebih pada masa arus balik yang masih berpotensi menimbulkan kepadatan.
