METROSERGAI.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali menegaskan visinya untuk mewujudkan ekonomi yang berdikari dan mandiri melalui berbagai kebijakan strategis.
Dalam acara peresmian Layanan Bank Emas Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia di The Gade Tower, Kantor Pusat Pegadaian, pada Rabu, 26 Februari 2025.
Prabowo menguraikan langkah-langkah besar yang telah dan akan diambil pemerintah dalam memperkuat perekonomian nasional.
Menurutnya, kebijakan ini merupakan bagian dari ikhtiar besar untuk membawa Indonesia menjadi negara yang lebih mandiri secara ekonomi, sehingga mampu berdiri tegak di atas kaki sendiri tanpa terlalu bergantung pada pihak luar.
Berikut adalah tiga kebijakan utama yang menjadi sorotan dalam pidato Presiden Prabowo:
1. Devisa Hasil Ekspor: Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional
Salah satu kebijakan monumental yang diambil oleh pemerintahan Prabowo adalah penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025.
Yang mengatur kewajiban menyimpan 100% devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) di Indonesia selama 12 bulan.
Kebijakan ini diumumkan secara resmi dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, pada 17 Februari 2025 dan akan mulai diberlakukan pada 1 Maret 2025.
Dengan aturan ini, pemerintah menargetkan peningkatan cadangan devisa yang signifikan.
“Dengan langkah ini, kita perkirakan devisa hasil ekspor Indonesia akan bertambah sekitar 80 miliar dolar AS pada tahun 2025, dan dalam waktu satu tahun bisa mencapai 100 miliar dolar AS,” ungkap Prabowo.
Langkah ini dinilai sebagai strategi krusial dalam menghadapi dinamika global yang tidak menentu serta untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Dengan adanya kebijakan ini, Indonesia tidak hanya mengamankan pendapatan dari ekspor tetapi juga memastikan bahwa dana hasil ekspor tersebut tetap berada di dalam negeri untuk mendukung pembangunan dan investasi.
2. Danantara Indonesia: Dana Investasi Raksasa untuk Masa Depan
Selain kebijakan devisa, Prabowo juga memperkenalkan Danantara Indonesia (Daya Anagata Nusantara).
