Kombes Bambang mengakui bahwa perkembangan teknologi informasi, khususnya media sosial, membuat setiap tindakan anggota Polri berada di bawah sorotan publik.
“Saat ini, masyarakat sangat peka terhadap tindakan anggota Polri.
Berita-berita viral yang melibatkan aparat sering kali menjadi ujian bagi institusi kami.
Oleh karena itu, kami terus memperkuat pengawasan dan pembinaan agar anggota lebih berhati-hati dalam bersikap dan bertindak, terutama saat berhadapan langsung dengan masyarakat,” jelasnya.
Meningkatnya eksposur di era digital ini diakui menjadi tantangan baru bagi Polda Sumut.
Di satu sisi, hal ini memberikan peluang bagi institusi untuk lebih transparan dalam melayani masyarakat.
Namun, di sisi lain, eksposur ini menuntut anggota Polri untuk memiliki integritas tinggi dan mampu merespons dengan cepat setiap isu yang berkembang.
Komitmen Polda Sumut untuk Profesionalisme
Polda Sumut berkomitmen untuk mempertahankan tren positif ini dengan terus meningkatkan profesionalisme anggotanya.
Salah satu langkah konkret adalah memastikan seluruh anggota Polri memahami kode etik dan disiplin dengan lebih baik melalui pelatihan dan edukasi berkelanjutan.
Selain itu, pengawasan internal akan terus diperkuat dengan melibatkan masyarakat dalam memberikan masukan terkait kinerja Polri.
Kombes Bambang menegaskan bahwa kepercayaan masyarakat merupakan prioritas utama.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap anggota Polri di Sumut mampu menjadi pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat yang baik.
Tidak ada toleransi bagi tindakan yang mencederai kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri,” tegasnya.
Meski telah mencatat kemajuan, Polda Sumut menyadari bahwa perjalanan menuju institusi yang ideal masih panjang.
Tantangan seperti berita hoaks, tekanan sosial, dan ekspektasi masyarakat yang semakin tinggi menjadi ujian yang harus dihadapi dengan strategi yang matang.
Namun, dengan capaian positif di tahun 2024, Polda Sumut optimis dapat terus memperbaiki diri dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.