Kegiatan tersebut mencakup teguran langsung kepada para pelanggar, pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi angkutan umum.
Serta pelatihan safety driving yang diberikan kepada pengemudi bus, santri, dan mahasiswa.
Tak hanya itu, perbaikan infrastruktur jalan juga menjadi perhatian dalam operasi ini.
Tercatat hampir 3.400 upaya perbaikan telah dilakukan, mulai dari koordinasi dengan instansi terkait untuk perbaikan jalan rusak.
Pemasangan rambu-rambu lalu lintas di titik rawan kecelakaan, hingga pengawasan ketat pada jalur alternatif dan jalur wisata menjelang musim liburan.
Selain itu, pemeriksaan kelayakan kendaraan juga menjadi bagian penting dari operasi ini.
Ribuan kendaraan telah melalui ramp check di terminal dan rest area untuk memastikan bahwa hanya kendaraan dalam kondisi prima yang diperbolehkan beroperasi.
Penegakan Hukum: Ribuan Pelanggaran Ditindak
Selain edukasi dan pencegahan, penegakan hukum tetap menjadi fokus dalam Operasi Keselamatan Toba 2025.
Dalam tujuh hari pertama, sebanyak 696 kasus pelanggaran telah ditindak, termasuk:
68 kasus penggunaan klakson telolet yang masih banyak ditemukan pada bus, meskipun telah dilarang karena dapat membahayakan pengguna jalan lain.
424 kasus kendaraan Over Dimension Overload (ODOL) yang melebihi kapasitas muatan dan membahayakan keselamatan di jalan.
104 kasus travel gelap yang beroperasi tanpa izin resmi.
100 kendaraan barang yang disalahgunakan untuk mengangkut penumpang tanpa standar keselamatan yang memadai.
Secara keseluruhan, selama sepekan operasi berlangsung, telah tercatat 14.106 pelanggaran lalu lintas dengan rincian 4.478 pelanggar dikenai tilang manual, sedangkan 9.284 lainnya diberikan teguran langsung.
Mengubah Pola Pikir Masyarakat untuk Keselamatan Bersama
Kombes Pol Yudhi menegaskan bahwa Operasi Keselamatan Toba 2025 bukan hanya sekadar ajang penindakan terhadap para pelanggar lalu lintas.
Tetapi lebih dari itu, operasi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat agar lebih peduli terhadap keselamatan di jalan raya.
