JAKARTA – METROSERGAI.com – Aroma perlawanan terhadap upaya pemberantasan korupsi kembali menyeruak ke permukaan.
Kali ini, sasarannya adalah Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung RI, Dr. Febrie Adriansyah.
Nama yang selama ini dikenal sebagai sosok tegas, berani, dan tak kompromi terhadap praktik korupsi, kini justru tengah digoyang lewat pelaporan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Namun, bukan Febrie namanya jika tak menghadapinya dengan kepala tegak.
Dan bukan Sumatera Utara namanya jika tak bersuara lantang membela keadilan.
Aksi solidaritas pun datang dari para aktivis dan tokoh muda asal Sumut yang tergabung dalam organisasi Jaga Marwah.
Mereka mendatangi langsung Gedung Merah Putih KPK di Jakarta, Jumat (11/04), menyuarakan dukungan penuh kepada Dr. Febrie.
Dan menyerukan agar KPK tidak menjadi alat kepentingan segelintir pihak yang diduga merasa terganggu dengan langkah tegas Kejaksaan dalam membongkar kasus-kasus korupsi besar.
Aksi Lantang dari Sumut
Orasi dibacakan oleh Edison Tamba atau akrab disapa Edoy, Ketua Umum Jaga Marwah sekaligus Ketua Organisasi Kepemudaan Wira Karya Indonesia Provinsi Sumut.
Dalam orasinya, ia menilai bahwa laporan terhadap Dr. Febrie ke KPK bukanlah murni bentuk pengawasan, melainkan diduga kuat sebagai upaya sistematis untuk melemahkan institusi Jampidsus.
“Kami datang jauh-jauh dari Sumatera Utara bukan untuk gagah-gagahan, tapi untuk membela aparat penegak hukum yang selama ini berjuang menyelamatkan uang negara dari cengkeraman mafia korupsi,” seru Edoy lantang.
Ia menambahkan, “Dr. Febrie adalah anugerah dari Allah SWT, karena sejak lahirnya UU Pencegahan Korupsi di sektor SDA.
Belum ada yang seberani beliau mengungkap kejahatan lingkungan dan kerugian triliunan rupiah akibat praktik korupsi.”
Prestasi Tak Terbantahkan
Edoy menyebut sederet kasus besar yang sukses dibongkar oleh Jampidsus di bawah kepemimpinan Dr. Febrie: dari mega skandal Jiwasraya dan Asabri, kasus korupsi proyek BTS Kominfo, hingga korupsi tambang timah oleh Harvey Mois Cs.