JAKARTA- METROSERGAI.com – Pemerintah bergerak cepat dalam menangani dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang menimpa ribuan karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).
Pada Senin (3/3), sejumlah menteri Kabinet Merah Putih berkumpul di Istana Merdeka, Jakarta, untuk membahas solusi bagi pekerja yang terdampak setelah perusahaan tekstil besar itu dinyatakan pailit pada Oktober 2024.
Rapat ini digelar atas arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menaruh perhatian besar terhadap nasib para buruh Sritex.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyampaikan bahwa pemerintah sedang mencari jalan keluar terbaik agar para karyawan bisa kembali bekerja.
“Atas petunjuk Bapak Presiden, beliau sangat concern bagaimana pemerintah dapat memberikan solusi terbaik bagi para pekerja Sritex yang terkena PHK.
Kami ingin memastikan mereka tetap memiliki pekerjaan dan masa depan yang lebih baik,” ujar Prasetyo.
Peluang Karyawan Kembali Bekerja
Salah satu langkah yang tengah disiapkan pemerintah adalah menciptakan skema baru yang memungkinkan sekitar 8.000 eks karyawan Sritex untuk dipekerjakan kembali.
Prasetyo menegaskan bahwa pemerintah berharap Sritex tetap beroperasi di sektor tekstil dengan model bisnis yang lebih berkelanjutan.
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menambahkan bahwa pihaknya terus mengawal pemenuhan hak-hak pekerja.
Ia juga mengapresiasi upaya tim kurator yang berkomitmen dalam waktu dua minggu ke depan untuk memastikan para eks pekerja dapat kembali bekerja.
“Kami mengapresiasi langkah cepat tim kurator yang dalam dua minggu ke depan akan memastikan pekerja Sritex kembali mendapatkan pekerjaan.
Ini tentu membawa ketenangan bagi mereka yang terkena PHK,” ujar Yassierli.
Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan juga menjamin bahwa hak-hak normatif para pekerja, termasuk kompensasi PHK.
Serta manfaat jaminan sosial ketenagakerjaan seperti Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP), tetap terpenuhi.
Investor Baru Akan Segera Ditetapkan
Dalam rapat tersebut, Tim Kurator PT Sritex, yang diwakili oleh Nurma Sadikin, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sedang dalam proses menentukan investor baru yang akan mengelola aset perusahaan dengan skema baru.