METROSERGAI.com – Seiring berkembangnya industri makanan, jajanan untuk anak-anak, khususnya balita, semakin beragam dan menggoda.
Banyak jajanan anak yang dijual di pasaran memiliki warna yang mencolok dan menarik perhatian.
Namun, di balik keindahan visual tersebut, terdapat bahaya yang tak tampak oleh mata kita: penggunaan pewarna buatan.
Pewarna sintetis sering digunakan untuk memberikan warna cerah pada jajanan anak, namun dampaknya pada kesehatan jangka panjang, terutama pada balita, perlu diwaspadai.
1. Gangguan Perkembangan Otak Anak
Pewarna buatan yang sering ditemukan dalam jajanan anak ternyata tidak hanya mempengaruhi penampilan makanan, tetapi juga dapat berdampak pada perkembangan otak anak.
Beberapa jenis pewarna sintetis, seperti tartrazin dan sunset yellow, telah diketahui mengandung bahan kimia yang dapat mempengaruhi kemampuan otak anak dalam berkonsentrasi.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan berulang terhadap pewarna buatan dapat berisiko menyebabkan gangguan perhatian dan hiperaktivitas (seperti ADHD).
Bagi balita yang sedang dalam tahap perkembangan kognitif, hal ini tentu saja dapat memengaruhi proses belajar dan perkembangan intelektual mereka.
2. Risiko Alergi dan Sensitivitas Kulit
Kulit balita yang masih sensitif sangat rentan terhadap reaksi alergi akibat bahan kimia yang terkandung dalam pewarna buatan.
Anak-anak yang mengonsumsi jajanan berwarna cerah berisiko mengalami gatal-gatal, ruam, atau bahkan masalah pencernaan.
Beberapa pewarna, seperti merah alura atau biru brilian, sering dilaporkan menyebabkan reaksi alergi pada anak-anak yang lebih sensitif terhadap bahan kimia tersebut.
Oleh karena itu, orang tua perlu lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang mengandung pewarna sintetis untuk buah hati mereka.
3. Peningkatan Risiko Kanker: Fakta yang Perlu Diketahui
Meskipun tidak semua pewarna buatan mengandung zat yang berbahaya, beberapa pewarna sintetis yang digunakan dalam makanan anak dapat mengandung senyawa yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.