JAKARTA – METROSERGAI.com – Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, akhirnya merealisasikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah ia gagas sejak 2006.
Setelah resmi menjabat pada 20 Oktober 2024, Prabowo langsung menggenjot pelaksanaan program ini, yang kini telah menjangkau 31 provinsi di seluruh Indonesia sejak mulai diterapkan serentak pada 6 Januari 2025.
Komitmen Prabowo terhadap pemenuhan gizi anak-anak Indonesia bukanlah hal baru. Sejak hampir dua dekade lalu.
Ia telah mengusung gagasan ini sebagai bagian dari visinya untuk membangun bangsa yang lebih kuat dan berdaya saing tinggi.
Bahkan, dalam kampanye Pemilu 2014, ia menegaskan bahwa anak-anak Indonesia harus mendapatkan makanan yang cukup, pendidikan yang layak, serta akses pangan yang memadai.
“Saya ingin memimpin perubahan Indonesia.
Kita harus memastikan anak-anak mendapatkan makanan bergizi, cukup pangan, dan pendidikan yang baik,” ujar Prabowo dalam salah satu pidatonya kala itu.
Kini, setelah program ini berjalan, harapan besar muncul dari berbagai lapisan masyarakat.
Prabowo yakin bahwa melalui asupan gizi yang baik dan pendidikan yang berkualitas, Indonesia dapat menjadi negara maju yang diperhitungkan di kancah global.
Dampak di Sumatera Utara: Bagaimana Implementasinya?
Di Sumatera Utara, program MBG menjadi sorotan publik.
Dengan wilayah yang luas dan tingkat ketimpangan ekonomi yang masih terasa di beberapa daerah.
Kehadiran program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup generasi muda, terutama di daerah terpencil dan pelosok.
Namun, pertanyaan besar muncul: Sejauh mana efektivitas program ini di Sumut?
Apakah distribusi makanan bergizi sudah merata dan tepat sasaran?
Bagaimana tanggapan pemerintah daerah serta masyarakat terhadap kebijakan ini?
Pemerintah daerah di Sumatera Utara diharapkan berperan aktif dalam memastikan program ini berjalan sesuai harapan.
Koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, kesiapan infrastruktur, serta pengawasan distribusi menjadi faktor kunci dalam keberhasilan MBG di provinsi ini.