METROSERGAI.com – Polres Binjai kembali memperkuat komitmennya dalam perang melawan peredaran narkoba dengan menggencarkan penggerebekan terhadap sarang narkotika di wilayah Binjai Timur.
Pada Sabtu, 25 Januari 2025, sebuah operasi besar digelar di kawasan Perkebunan PTPN II, dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang diketahui menjadi tempat transaksi dan konsumsi narkoba.
Penggerebekan ini dipimpin langsung oleh Kasat Narkoba Polres Binjai, AKP Syamsul Bahri, yang berhasil mengamankan tiga pria yang semuanya berprofesi sebagai buruh bangunan.
Ketiganya adalah Hendri (31), Susanto (47), dan Pandi (32), yang terpergok tengah mengonsumsi narkoba di lokasi tersebut.
Petugas menemukan berbagai barang bukti yang mengindikasikan kegiatan penyalahgunaan narkotika.
Di antaranya terdapat delapan alat isap (bong), enam plastik klip berisi narkoba jenis sabu, sepuluh plastik klip kosong, dan peralatan lain yang biasa digunakan untuk mengonsumsi narkotika.
Hendri, salah satu pelaku, kedapatan membawa satu paket sabu di saku celananya, sementara dua pelaku lainnya turut diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Tempat ini diduga telah menjadi sarang bagi para pengguna dan pengedar narkoba, yang merusak kehidupan masyarakat sekitar.
Terutama mereka yang memiliki pendapatan rendah,” kata Kapolres Binjai AKBP Bambang C. Utomo.
Dalam upaya menanggulangi masalah ini secara menyeluruh, pihak kepolisian juga membakar gubuk-gubuk yang dijadikan tempat beraktivitas oleh para pelaku narkoba.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa lokasi tersebut tidak akan kembali digunakan sebagai tempat transaksi ilegal.
Kapolres menambahkan bahwa dampak dari penyalahgunaan narkoba sangat merugikan, terutama bagi kalangan pekerja dengan penghasilan rendah seperti buruh bangunan.
“Narkoba tidak hanya merusak fisik dan mental penggunanya, tetapi juga berdampak besar pada ekonomi mereka.
Banyak dari mereka terjebak dalam utang dan kemiskinan akibat kecanduan,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa para buruh, yang seharusnya berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan hidup, justru terjebak dalam lingkaran kecanduan yang semakin memperburuk kondisi ekonomi mereka.